Sukabumi : Keindahan Batu Akik dan Fosil
Time Traveller Fri, 08 Jun 2001 15:09:00 WIB
Tabloid Senior, No.100/8-14 Juni 2001.
Unik, keras, dingin, bercahaya,warna-warni dan berusia jutaan tahun. Itulah bebatuan yang terlihat di Sukaraja, Sukabumi. Ada yang percaya batuan itu punya khasiat, misalnya memberi wibawa, menarik rejeki dan menyembuhkan sakit gigi. Bisa ditebus dengan harga mulai dari Rp 10 ribu hingga Rp 100 juta. Berminat?
Indonesia adalah surga bagi para pecinta batu. Hampir di seluruh belahan nusantara tersebar batu mulia dengan berbagai etnis. Bila Anda ingin menikmati keindahannya, rasanya Desa Sukaraja di Sukabumi ini layak dikunjungi. Di sepanjang jalan raya Sukabumi-Cianjur, tepatnya di sekitar kilometer 5, terdapat beberapa art shop yang mengasah sekaligus memasarkan batu-batu mulia.
Awalnya keberadaan toko-toko ini dirintis oleh Haji Endang pada tahun 1947 dengan menggunakan alat sepeda yang sederhana yang kemudian semakin berkembang. Seperti toko yang dikelola putra bungsu Haji Endang, Asep S. Dadang, yaitu toko "Mustika Mulia" ini dapat dilihat keragaman warna, jenis dan ukuran dari batu mulia. Di antara lain ialah batu akik, panca warna, obsidian (batu kaca alam) dan giok. Giok pun masih terbagi, ada hijau, putih atau merah. Menurut Asep, giok asli Indonesia yang bagus adalah giok hijau dari Sulawesi.
Selain itu juga ada yang disebut fosil. Batu fosil ini kebanyakan berasal dari pohon yang sudah membatu. Di Jepang, batu-batu yang sudah banyak dipakai untuk menghias taman ini dikenal nama suiseki. Tapi, ada pula fosil yang berasal dari kerang, kelapa atau bahkan dari sarang tawon. Semakin unik bentuk dan asalnya, semakin mahal harganya.
Fosil-fosil kayu yang berwarna alam seperti coklat, hitam, atau putih itu menurut Asep telah berumur sedikitnya 25 juta tahun. Panjangnya ada yang mencapai 6 meter dengan diameter berlebar 1 meter. Beratnya, untuk panjang 5 meter dan diameter setengah meter, beratnya bisa mencapai 5 ton !
Sekitar setengah kilometer dari warung Asep, Anda bisa mampir di toko "Warna Alam" milik Dedi Budianto, kakak Asep. Berbeda dengan Asep yang memamerkan batu-batu yang berukuran besar, di sini Anda akan menemukan batu-batu mulia yang telah dibingkai dengan logam atau perak sehingga membentuk bermacam perhiasan. Ada yang berupa cincin, kalung, bros, anting, tasbih, atau hiasan lainnya. Harga seuntai tasbih berbiji 100 berkisar Rp 100 ribu. Sementara bros-bros bertatahkan batu warna-warni dijual dengan harga antara Rp 30 ribu hingga ratusan ribu rupiah, tergantung jenis batu dan logamnya.
Menurut Dedi, batu-batu itu memiliki beberapa khasiat, misalnya kecubung untuk kasih saying, pirus untuk keselamatan, atau batu giok hijau yang dipercaya membawa hoki alias keberuntungan bagi pemiliknya. Selain batu-batu lokal, Dedi memajang pula mutiara, permata dan batu-batu yang berasal dari luar negeri, misal zamrud, saphir atau ruby.
Lanjutnya lagi, batu mulia khas Sukabumi lain yag diakui di manca negara adalah kecubung unbu. Karena warnanya benar-benar indah dan berbeda dengan kecubung-kecubung lain. Ada pula batu akik unik yang disebut yang disebut blood stone. Meski warnanya hitam, ternyata saat digosok abu yang keluar justru berwarna merah darah.
Sumber: SuaraMerdeka