Peluang Usaha Unik: Berburu Batu Aji

Peluang Usaha Unik: Berburu Batu Aji

Selasa, 04-09-2007 16:39:03 oleh: Yulius Haflan
Kanal: Opini
Peluang Usaha Unik: Berburu Batu Aji

Mendengar kata batu aji tentu saja pikiran kita akan melayang pada hal-hal yang berkaitan dengan mistik. Pandangan itu sebenarnya tidak salah. Namun tidak bisa dibilang benar. Batu aji merupakan batu dari alam yang memiliki ciri-ciri tertentu, yang jika dibentuk, direkayasa, dan diasah sampai mengkilap bisa menjadi perhiasan. Batu aji bisa dipakai untuk cincin, liontin (kalung), anting-anting, dan aksesori lain. Jadi sebenarnya, batu aji merupakan batuan yang direkayasa untuk kepentingan estetika. Terkait dengan unsur gaib yang terkandung di dalam batu, tentu itu merupakan aspek komplementer belaka dari batu aji tersebut. Aspek ini seringkali ditambahkan untuk menambah minat orang untuk membeli.

Untuk di Indonesia, batu aji yang banyak beredar adalah batu akik atau batuan agate. Batuan jenis ini memiliki nilai yang tinggi apabila dalam proses pemotongannya memunculkan corak tertentu. Apabila corak yang muncul sangat unik, misalnya lafal 'Allah', maka batu tersebut sangat bernilai tinggi. Namun kadangkala dalam prosesnya tidak menampakkan corak apapun. Istilah para kolektor dikatakan tidak berjodoh.

Selain jenis batu akik, ada pula jenis batu aji lainnya semacam batu jasper (jika warnanya hijau disebut badar lumut, sedangkan bila warnanya merah disebut hati ayam), ametis (kecubung), batu topaz (cempaka), garnet (delima), emerald (zamrud), ruby (mirah delima), bloodstone (batu akik darah), batu darah (hematite), opal (kalimaya), batu biduri laut (moonstone yang berwarna biru, kalau yang berwarna putih disebut biduri bulan), panca warna, badar susu, badar es, badar sepah, tapak jalak, embun pagi, mata kucing, dan banyak lagi. Penamaan tersebut sebenarnya lebih ditujukan pada bentuk fisiknya, padahal jenis batuannya sebenarnya sama. Seperti batu panca warna, sebenarnya merupakan jenis batu akik (agate) yang memiliki 5 warna.

Dari sisi bisnis, batu-batuan tersebut sangat berharga tinggi, terutama yang paling sering dikejar-kejar kolektor seperti mirah delima, panca warna, dan batu akik dengan corak yang unik. Kisaran harganya sungguh variatif, mulai dari yang harganya seribu rupiah hingga ratusan juta rupiah. Untuk jenis yang seribu perak ini, diperoleh dari sisa-sisa pemotongan batu. Namun kalau beruntung, sisa-sisanya pun bisa sangat bernilai bila corak yang terbentuk menyerupai sesuatu. Sedangkan untuk batuan yang berharga jutaan hingga ratusan miliar, tentu haruslah istimewa, baik dari corak yang muncul hingga jenis batu itu sendiri.

Namun, bagi yang serius terjun dalam bisnis ini, banyak beredar batu-batuan akik yang menggunakan corak yang tidak orisinil. Bagi pandangan orang yang awam bagi kita, kadang sangat sulit membedakannya. Cara mengatasinya adalah selalu membawa serta teman atau kolega yang paham dan mengerti soal batu-batuan. Selain itu menjalin hubungan baik dengan para pedagang batu aji bisa merupakan langkah preventif agar tidak tertipu sewaktu bertransaksi.

Mencari tempat menjual batu aji pun tidak sulit-sulit amat. Di Jakarta Timur misalnya, ada pasar khusus yang menjual batu cincin dan aksesori lainnya. Yakni, di Pasar Rawa Bening. Persisnya di depan Stasiun Kereta Api Jatinegara. Batu yang dipasarkan adalah jenis batu mulia, seperti jamrud, safir, rubi, pirus, giok, berlian dan mata kucing. Kalau di daerah Bandung banyak ditemukan di kawasan kaki lima Jl. Otto Iskandardinata.

Bisnis ini cukup menjanjikan mengingat peminat terhadap batu aji tidak pernah surut dan tidak memiliki harga yang pasti. Apabila kolektor sangat berminat, maka harga berapapun akan dibayar bila sang kolektor merasa cocok. Kuncinya adalah kemampuan dalam menilai sebuah batuan apakah layak dihargai tinggi atau tidak. Selain itu, pengetahuan terhadap jenis-jenis batu mutlak harus dikuasai. Bagi yang bermodal cekak, mungkin akan sedikit kesulitan untuk memulai usaha seperti ini.

Anda tertarik mencobanya?

Sumber: http://www.pikiran-rakyat.com/, http://www.sinarharapan.co.id/
Sumber gambar: http://www.sinarharapan.co.id/

Sumber: http://www.wikimu.com/News/DisplayNews.aspx?id=3691